Mémoires avec de la pluie

Alohaaa… readers, welcome to marla city hehe:D bingung gak sama judulnya? Mau sok sokan aja sih pake bahasa lain, toh ya sebenarnya pake google translate wkwk:D karena readers sudah terkadung *apasih terkadung-_- terlanjur maksud saya. Jadi readers musti baca sampe kelar tulisan marlaJ kali ini materinya mengenai hujan, tapi jangan dipikir ini entar isinya siklus air hujan, akibat hujan yang berlarut, apalagi definisi hujan-_- tentu tidak! Emang dikirannya ini blog apaan. Sebenarnya saya cukup senang juga sih dikasih materi hujan, ya gimana yaaa._. saya dari orok sudah suka main hujan hujanan *lay. Saya suka main hujan hujanan dari kecil, jujur saya ini kecilnya buadung banget>< tapi sekarang enggak, saya sudah baik #amin jadi kalo misal saya dimarahi nenek dan bunda saya, pasti  saya main keluar dan gapulang-pulang dan saya akan lupa kalo sudah kena hujan. Bahkan sampai sekarang pun marla masih suka hujan-hujanan, karena dengan begitu marla bisa mengenang jaman kecil saya yang benar-benar bebas dan tanpa beban. *alih mode seriusJ menginjak Sekolah Dasar hujan memberikan cerita membahagiakan bagi saya dan teman masa kecil saya, beranjak ke remaja saya punya banyak cerita dengan hujan. Mengutip lirik lagu yang bunyinya begini “aaaku selalu bahagia, saat hujan turun” lirik lagu itu mewakili perasaan saya *oes. Moment pertama saya dengan si dia saat hujan terjadi saat kami dikantin sekolahan mengerjakan tugas, disitu hujan tidak terlalu beramarah, mereka berjatuhan dengan cantik dan riangnya. Sehingga, hari itu moment hujan pertama dengannya yang romantis *ahik. Moment hujan kedua adalah ketika saya dan dia sedang mengunjungi sebuah acara di salah satu kampus ternama di Surabaya, dimana kami tidak tahu jalan menuju kesana. Hanya berbekal sok sokan tahu kami berangkat, di tengah perjalanan ternyata hujan menyambut kami dengan begitu hebringnya, hujan deras membuat perjalanan kami terhenti dan mencari tempat untuk berteduh. Sayangnya dia bukan orang yang peka:D sehingga saya dibiarkan menggigil kedinginan dan dia santai dengan jaket tebalnya *deeepth. Moment ketiga adalah ketika kami sedang mengunjungi sebuah acara di kota tetangga saat itu hujan juga mewarnai perjalanan kami, moment ketiga ini mungkin menjadi memori hujan terakhir dengannya, tidak akan ada keempat kelima, keenam dan seterusnya. Hujan juga menjadi saksi kenangan indah bersama sahabat sahabat saya, ciprat cipratan genangan air hujan dijalan, main sepak bola sambil hujan-hujanan, mbolang ke pelabuhan lihat kapal yang kehujanan, dan masih sangat banyak memori tentang hujan yang membahagiakan. Intinya hujan merupakan nikmat tuhan yang begitu membahagiakan dalam bagian hidup saya:D yeaaay, finally ini penghujung cerita. Next time mampir lagi yaa, see yaa \(^^)/

0 comments:

Post a Comment